Berguru ke Thailand Cara Adaptasi Pandemi samueldim October 1, 2021

Berguru ke Thailand Cara Adaptasi Pandemi

Senin, 6 September 2021 Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya) bekerja sama dengan Panyapiwat Institute of Management (PIM) mengadakan webinar internasional. Webinar bertajuk “COVID-19 Pandemic and The Study of Adaptability of Private Organization in Thailand” ini, diharapkan dapat diterapkan di Indonesia untuk meningkatkan adaptabilitas sektor bisnis wiraswasta dalam pandemi. Materi dibawakan oleh Nithi Nithilawan selaku Human Resource (HR) Manager iiK Corporations Group. Berlangsung melalui aplikasi Zoom dan kanalYouTube Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya, sedikitnya 300 peserta hadir pada acara itu.

Nithi membuka webinar dengan menjabarkan data yang menunjukkan kasus COVID-19 Thailand sejak tahun 2020. Menurutnya, kasus tersebut berdampak pada sektor bisnis swasta. “Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terdampak paling parah. Padahal mereka berkontribusi sebesar 43 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand dan menyerap 85 persen ketenagakerjaan,” jelas Nithi. Oleh karena itu, perusahaan memperkenalkan kebijakan kepedulian karyawan untuk menjamin produktivitas kerja dan kesehatan karyawan. Isi kebijakan tersebut yaitu bekerja dari rumah, menyediakan fasilitas kerja, menyediakan sistem komunikasi daring, dan perlengkapan perlindungan.

Lebih lanjut, Nithi menerangkan pentingnya perusahaan untuk menerapkan produce, provide, protect (3P). “Produce berarti perusahaan harus dapat memproduksi sesuatu yang dapat membantu para karyawan,” terangnya. Nithi juga menambahkan bahwa produce juga berarti memproduksi informasi dan menjalin komunikasi di antara para pekerja. “Kurangnya komunikasi dalam situasi seperti ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan,” sambung Nithi. “Berikutnya provide, artinya perusahaan menyediakan wadah bagi para pekerja untuk berkomunikasi dan membagikan informasi,” terangnya. Nithi menyampaikan bahwa ada beberapa media yang dapat digunakan oleh perusahaan, salah satunya yaitu LINE. “Terakhir yaitu protect berarti kita harus melindungi karyawan dengan apapun yang dapat dilakukan,” tegas Nithi. Melindungi karyawan dapat dilakukan dengan mendengarkan masalah yang dialami mereka baik dalam pekerjaan maupun kehidupan.

Sebelum webinar berakhir, partisipan diberi kesempatan untuk bertanya, salah satunya yaitu Bryan Ferguson. “Apa yang harus dilakukan jika perusahaan tidak mampu untuk melaksanakan 3P?” tanyanya. Nithi menjawab bahwa pada kenyataannya tidak semua perusahaan mampu untuk melaksanakan 3P. “Satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberhentikan para karyawan,” jelas Nithi. Ia menerangkan bahwa ketika dampak COVID-19 mulai terasa, kebijakan yang pertama dilakukan adalah dengan mengurangi karyawan. “Hal ini dapat dimaklumi karena yang benar-benar mampu melakukan 3P adalah perusahaan dengan dana yang lebih besar,” sambung Nithi mengakhiri jawabannya. (re3, et)