Well-Being Membawa Kebahagiaan dalam Keluarga samueldim September 30, 2021

Well-Being Membawa Kebahagiaan dalam Keluarga

Peer Group Lab. Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar webinar dengan tema Well-Being: Me, My Family Pandemic pada Sabtu, 4 September 2021. Webinar ini bertujuan menumbuhkan rasa kepedulian para peserta terhadap permasalahan yang terjadi di dalam keluarga. Dr. Dra. Setiasih, M.Kes., selaku Ketua Laboratorium Psikologi Perkembangan hadir sebagai narasumber pada webinar kali ini.

Webinar diawali dengan survei di Mentimeter yang membawa hasil sebanyak enam puluh persen dari peserta merasakan keseimbangan antara perasaan positif dan negatif saat berada di rumah bersama keluarga. “Ini adalah sebuah kemajuan dari adaptasi bersama keluarga di tengah pandemi,” kagum Setiasih. Dibandingkan tahun 2020, berdasarkan hasil dari berbagai survei dan observasi, terdapat banyak peningkatan kasus gangguan psikologis, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.

Lebih lanjut, Setiasih menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang, seperti perubahan situasi dan kondisi yang mempengaruhi sosio-emosi, fisik, serta kognitif atau proses berpikir manusia. Menyikapi hal ini, keluarga dapat mengupayakan well-being di dalam rumah dengan berbagai hal. Mulai dari membangun relasi positif dan koordinasi yang baik antar anggota keluarga, pemenuhan kebutuhan anggota keluarga, hingga menyusun strategi untuk menghadapi stres yang bersumber dari eksternal. “Tidak usah jauh-jauh, misalnya adik yang sekolah online perlu handphone dan pulsa, orang tua pasti akan memenuhi keperluannya,” jelas Setiasih.

Materi yang dipaparkan oleh Setiasih berhasil menarik perhatian para peserta. Salah satu peserta, Wilson Untono dari Fakultas Psikologi Ubaya angkatan 2021 bertanya tentang, “Bagaimana cara menciptakan well-being di salah satu anggota keluarga yang pendiam dan pasif?” Menjawab pertanyaan tersebut, Setiasih menjelaskan bahwa kita perlu memiliki inisiatif terlebih dahulu. “Ajak dia untuk mengerjakan hal-hal yang bisa menggerakkannya sambil memberikan afirmasi positif,” jawab Setiasih. (re4, dhi)