Kurikulum tentang Teknologi hingga Kesehatan
SURABAYA – Pendidikan seumur hidup, long life education. Tidak ada kata terlalu senior untuk tetap belajar hal-hal yang baru dan bermanfaat. Apalagi, angka harapan hidup terus naik. Data terbaru BPS Surabaya pada 2022, angka harapan hidup mencapai 74,47 tahun.
Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Dr Benny Lianto menceritakan bahwa dirinya bertemu dan berbincang-bincang dengan komunitas usia senior. Rupanya, mereka tetap ingin beraktivitas dan bekerja secara aktif. Tidak sedikit di antara komunitas senior itu yang ingin kembali belajar di kampus. “Ingin kembali belajar soal perkembangan zaman agar tidak ketinggalan dengan anak cucu mereka,” jelas Benny di sela peluncuran di Ubaya Senior Education di Atedia Senior Living, Royal Residence Surabaya, kemarin (17/9).
Program baru tersebut dibuat untuk membantu meningkatkan kualitas hidup para lansia yang berdasar data rata-rata harapan hidup semakin panjang. Dia menilai semakin banyak masyarakat yang lebih aware pada gizi makanan. “Juga meningkatnya jaminan kesehatan dan kemajuan teknologi,” terangnya.
Kurikulum program tersebut disesuaikan dengan kebutuhan para lanjut usia. Di awal disiapkan tujuh program. Misalnya, topik no more gaptek yang diuji coba di peluncuran kemarin. Para senior diajari dosen sesuai bidang tersebut terkait perkembangan teknologi yang perlu diikuti saat ini. Mulai penggunaan media sosial hingga cara mendeteksi penipuan lewat digital.
Gandeng Yayasan Atedia Sumber Damai
Ubaya juga menggandeng Yayasan Atedia Sumber Damai. Program itu akan digelar di Ubaya West Campus setiap Sabtu dan bisa dilaksanakan di Atedia Senior Living saat dibutuhkan. Ketua Yayasan Atedia Sumber Damai Wahyu Pramudya menjelaskan, sebelumnya memang dalam seminggu bisa ada tiga kali kegiatan dengan beragam tema. Tapi, dalam satu hari tetap hanya satu topik. “Satu topik itu bisa kita pelajari sampai lima jam. Jadi, diharapkan bisa sampai benar-benar menguasai,” terangnya.
Lilis Setiawati, salah seorang peserta yang hadir dalam launching, mengungkapkan bahwa berkumpul dan belajar lagi bersama sebaya memang menjadi salah satu hal yang sangat penting. Terlebih untuk meningkatkan kebahagiaan dan tetap punya kesibukan. “Tapi, setiap pendekatannya memang harus dipikirkan dengan betul. Mulai di mana diadakannya, transportasinya, hingga pendekatan psikologisnya,” terangnya. (ama/c19/jun)
Sumber : Jawa Pos