Ikatan Alumni Fakultas Psikologi Universitas Surabaya berusaha menjawab tantangan peran guru BK atau konselor di Surabaya dengan menyelenggarakan kegiatan Coaching Clinic bertajuk “Workshop Beyond Words: Visual Tools for Connection”. Acara ini digelar pada Rabu, 2 Oktober 2024 dalam rangka memperingati Dies Natalis yang ke-48 IKA UBAYA. Bertempat di Gedung UBAYA West Campus, Spazio Tower lantai 9, acara tersebut berhasil mengundang guru BK/BP, konseling umum, dan konselor pelayan masyarakat yang datang dari berbagai daerah, termasuk Sidoarjo.
Lim Swie Hok, S.Psi., M.Psi., Psikolog, selaku Kepala Koordinator Bidang Seni, Sosial, dan Olahraga Ikatan Alumni UBAYA menyatakan bahwa kegiatan Coaching Clinic bertujuan untuk me-recharge dan memiliki waktu khusus untuk menyapa diri sendiri sebagai konselor di bidangnya masing-masing.
“Bahasa lainnya adalah kita punya waktu untuk me time. Karena seringkali kita menyapa murid, tapi lupa menyapa diri sendiri,” tegasnya.
Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk berbagi aspirasi dan perasaan yang terpendam atas apa yang sudah dilalui guru BK dan konselor selama perjalanan profesinya. Psikolog andal alumnus UBAYA ini juga menyatakan bahwa pertemuan sesama konselor dapat memperkaya perspektif, menambah insight baru, dan menggugah panggilan profesi melalui sharing pengalaman sesama konselor profesional.
“Bisa jadi profesi hanya dilakukan secara rutinitas. Ini adalah satu cara untuk saling mengungkapkan yang selama ini mungkin disimpan. Hari ini kita punya kesempatan untuk melepaskan, letting go,” ujarnya.
Lim Swie Hok juga menyajikan metode gambar atau Phototherapy berbasis modern atau “Points of You” untuk memantik koneksi perasaan dan pikiran pesertanya. Metode ini memiliki empat tahapan, yaitu Jeda (Pause), Expands, Doing, dan Action. Mulanya, peserta diajak untuk mendengarkan lagu, memadupadankan gambar dan pikiran, hingga menentukan aksi konkret yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
“Ada 4 metode, yaitu jeda atau pause, yaitu dengan mendengarkan lagu adalah proses yang insightful untuk terkoneksi dengan dirinya. Metode expand dengan media gambar dan kartu untuk melatih otak kanan dan kiri, yaitu gambar dipadupadankan dengan pikiran. Selanjutnya yang ketiga adalah fokus, dari serangkaian jawaban, kita cari benang merahnya, baru nanti kita ajak untuk proses action. Semuanya akan kembali ke peserta, untuk menciptakan action plan yang nanti bisa saling follow up,” lugasnya.
Meisiyana, salah satu peserta mengaku sangat bersyukur bisa mengikuti kegiatan workshop dengan teknik phototherapy. Sebab, pelatihan tersebut dinilai berhasil membuka wawasan baru, membangkitkan mimpi-mimpi yang mungkin tertunda serta mengeksplorasi tantangan sebagai guru BK atau konselor.
“Saya sangat bersyukur dapat berpartisipasi dalam workshop “Beyond Words: Visual Tools for Connection” dengan teknik phototherapy yang diselenggarakan oleh Universitas Surabaya. Pelatihan ini membuka wawasan baru dan mengajak kita untuk melihat lebih dalam ke diri sendiri, membangkitkan kembali mimpi-mimpi yang mungkin telah tertunda. Sebagai guru BK/konselor yang sering kali fokus pada mendengarkan dan membantu orang lain, saya diingatkan bahwa kita juga memiliki potensi, impian, dan tantangan yang perlu dieksplorasi,” ujarnya.
Ia berharap workshop serupa dapat diselenggarakan kembali untuk memaksimalkan proses dan eksplorasi diri yang mendalam, serta refreshing tujuan hidup dan karir sekaligus ruang refleksi diri yang sangat bermanfaat bagi guru BK dan konselor profesional. (sha)