SURABAYA – Pembahasan tentang energi terbarukan kian hangat. Berbagai upaya dilakukan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap perilaku ramah lingkungan. Terutama dengan beralih ke energi bersih.
Melalui Pusat Studi Lingkungan dan Energi Terbarukan (PuSLET), Universitas Surabaya (Ubaya) berkampanye di sekolah-sekolah. Ketua PuSLET Ubaya Prof Elieser Tarigan menyebut keterbatasan energi konvensional sebagai salah satu masala serius terkait dengan energi dan lingkungan hidup. “Dalam kurun waktu 20-25 tahun, energi fosil akan habis,” ujarnya kemarin (31/7).
Karena itu, beralih ke energi terbarukan menjadi penting. Namun, memang diperlukan waktu adaptasi. Sebab, ada perilaku-perilaku yang memang perlu disesuaikan. Masalah lain yang juga bertalian erat dengan energi terbarukan adalah global warming.
Elieser menyatakan, edukasi menyasar sekolah berlangsung sejak Maret. “Sudah ada sekitar 120 sekolah yang kami berikan edukasi terkait dengan energi terbarukan,” jelasnya. Mulai jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA).
Selama ini yang menjadi prioritas adalah sekolah berpredikat adiwiyata. Mengusung tema Project Empowering Indonesian School with Renewable Energy Demonstration: A SSP Project with Czech Innovation, Ubaya menggandeng Kedutaan Republik Ceko dan Pemerintah Kota Surabaya. “Ubaya menerima hibah dari pemerintah untuk mempromosikan energi terbarukan kepada sekolah,” ungkapnya.
Farhatun Nazilah, siswa SMPN 48 Surabaya, baru kali ini mendapatkan edukasi terkait dengan energi terbarukan. Apalagi, ada kesempatan untuk merakit prototipe mobil tenaga surya dalam aktivitas tersebut. “Sebelumnya cuma belajar teori, sekarang disuruh merakit prototipe mobil tenaga surya dalam aktivitas tersebut. “Sebelumnya cuma belajar teori, sekarang disuruh merakit. Ada pula demo tentang alat-alat yang menggunakan energi terbarukan sehingga kami lebih paham,” ujarnya. (ann/c14/hep)
Sumber : Jawa Pos