Reportase Warta Ubaya
Workshop pembuatan minuman herbal diselenggarakan oleh Pusat Unggulan Inovasi Produk Pangan dan Suplemen Kesehatan untuk Kondisi Degeneratif (PUI PASDEG) berkolaborasi dengan Teknik Kimia Universitas Surabaya pada Kamis, 20 November 2025 pukul 09.00-13.00. Bertempat di Gedung Kantin Keluwih Lantai 2 Universitas Surabaya, kegiatan tersebut mengangkat tema “From Science to Wellness: Food and Supplement Solutions for Healthy Aging”. Dua narasumber ahli, yakni Dosen Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan UPN “Veteran” Jakarta, Nanang Nasrulloh, STP, M.Si. dan Dosen Program Studi Teknik Kimia Ubaya, Dr.rer.nat. Lanny Sapei, memaparkan konsep pembuatan minuman herbal anti-degeneratif untuk merawat kesehatan tubuh sejak dini.
Dalam sambutannya, Lanny menerangkan bahwa workshop ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan herbal nusantara yang sudah teruji secara ilmiah. “Harapannya, peserta dapat mendapat ilmu yang bisa diaplikasikan untuk menghadapi tantangan degeneratif Indonesia,” ujarnya.
Workshop ini dibuka terbatas untuk 30 orang dengan target audiens usia 40 tahun ke atas. Lanny menjelaskan bahwa pemilihan target tersebut didasari pertimbangan karakteristik penyakit degeneratif. Ia menambahkan, sasaran umum dipilih karena berpotensi membuka peluang usaha. “Mungkin ada peserta yang mau berwirausaha. Nah, kalau temanya herbal begini, ada peluang juga mereka berwirausaha, berkolaborasi untuk mengembangkan usaha mereka,” ungkapnya.
Workshop kali ini juga diikuti oleh dua peserta siswi dari SMK Al-Irsyad Surabaya, Jenitra Putri Arini dan Nur Laila Rahmawati “Karena jurusan kami ada hubungannya sama seminar ini, jadi bisa untuk referensi atau pengalaman lainnya saat nantinya menjadi tenaga kesehatan di rumah sakit atau Puskesmas,” jelas Jenitra.
Workshop ini diawali dengan sesi pemaparan teori oleh Nanang Nasrulloh. Ia memaparkan konsep penyakit degeneratif yang tidak hanya dialami oleh orang tua saja, tapi ke semua usia. Selain itu, ia juga menjelaskan konsep pangan fungsional yang sudah hadir dalam praktik tradisional di berbagai peradaban manusia kuno. Potensi bahan-bahan herbal seperti daun jati cina, daun jati belanda, serta temulawak turut ia paparkan dalam kaitannya membantu menjaga kesehatan tubuh.
Sesi materi berikutnya dibawakan oleh Dr. Lanny yang mengulas aspek teknik kimia mulai dari proses pembuatan simplisia bahan baku herbal, alur proses pengeringan bahan baku, hingga proses ekstraksi untuk mengoptimalkan potensi bahan baku minuman herbal. Penjelasan tersebut menegaskan bahwa pembuatan minuman herbal bukan hanya sekadar praktik tradisional, tetapi melibatkan prinsip ilmiah agar hasilnya efektif dan konsisten.
Sesi paling interaktif pada workshop ini terjadi saat para peserta terbagi menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan praktik membuat minuman herbal. Penyelenggara sudah menyediakan bahan minuman herbal untuk hipertensi (pegagan, seledri, kumis kucing, meniran, temulawak, kunyit), kolesterol tinggi (daun jati cina, daun jati belanda, herba tempuyung, teh hijau, rimpang temulawak, rimpang kunyit, herba meniran), dan diabetes (daun salam, herba sambiloto, kulit kayu manis, rimpang temulawak). Selain itu, disediakan alat untuk menyeduh minuman herbal, gelas takar air, penyaring minuman, serta gelas pada tiap meja kelompok. (Dt30/tsy)