Dalam rangka memperkuat strategi penggunaan Artificial Intelligence di sektor pendidikan, Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar diskusi internal bertajuk “Preparing For The Future Seri 6: Menangkal Potential Evil Virus AI”, Rabu (09/07). Bertempat di Gedung Perpustakaan lantai 5, Kampus Ubaya Tenggilis, diskusi ini dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan Universitas Surabaya, Rektor dan Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Kepala Program Studi, hingga jajaran pimpinan fakultas lainnya.
Seminar ini mengundang tiga narasumber, yaitu Dr. Joko Siswantoro, S.Si., M.Si., Ketua Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Ubaya, Daniel Theodore Sparringa, Ph.D., dari Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, serta Dr. Nanang Krisdinanto, M.Si., dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Rektor Ubaya, Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT., menyebut diskusi ini bersifat penting untuk meningkatkan kebijaksanaan penggunaan dan beretika di ruang digital. “Teknologi ini telah membuka peluang di industri dan pendidikan. Mari kita sikapi dengan bijak, jangan hanya bicara soal kecanggihannya, tetapi tantangannya juga,” ujarnya.
Salah satu narasumber, Dr. Nanang Krisdinanto, M.Si., menyebut teknologi AI bersifat tidak netral sehingga dapat memproduksi stereotip dan bias gender. “Teknologi AI mencerminkan kekuasaan dan nilai yang tertanam di kapitalisme digital dan geopolitik global. Karena teknologi AI tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memutuskan informasi apa yang layak tampil,” pungkas dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya itu. (sha)