RADAR SURABAYA – Mahasiswa Program Studi Desain dan Manajemen Produk (DMP) Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya) kembali menorehkan prestasi gemilang dengan menggelar pameran inovasi dan karya tugas akhir bertajuk Grade X Vol. 6.
Pameran yang berlangsung selama tiga hari, mulai 11 hingga 13 Juli mendatang, menarik perhatian masyarakat di lokasi bersejarah bertajuk Grade X Vol. 6.
Mengusung tema inDeur, yang merupakan akronim dari Thinking In Design Under Repetition, pameran ini tidak hanya menjadi wadah apresiasi bagi karya-karya individu mahasiswa, tetapi juga menjelma menjadi ruang kolaborasi yang dinamis antara institusi dan akademisi, khususnya bagi para desainer muda berbakat.
Dekan FIK Ubaya, Prof. Ir. Markus Hartono, Ph.D., IPU, menjelaskan filosofi di balik tema tersebut yakni menceritakan perjalanan melewati banyak proses, walaupun masih banyak proses lainnya.
Proses ini berjalan tidak hanya pada satu titik, tetapi juga berulang, termasuk selalu terbuka pada kritik.
“Tema tersebut menekankan pentingnya proses berulang dan keterbukaan terhadap masukan dalam dunia desain,” terangnya, Senin (14/7).
Ketua Panitia Grade X Vol. 6, Adriel Octovian Dattruli Manuputty, mengungkapkan bahwa pameran kali ini menampilkan total 21 karya inovatif dari mahasiswa DMP FIK Ubaya.
“Ditambah lagi karya-karya mahasiswa FIK Ubaya maupun eksternal yang berhasil dikurasi sehingga terpilih untuk dipamerkan sebagai display,” ujar Adriel.
Dalam pameran ini juga untuk membuka pintu bagi talenta-talenta di luar program studi. Karena beragam inovasi yang dipamerkan menunjukkan kreativitas dan kepekaan mahasiswa terhadap berbagai isu.
“Beberapa karya menarik yang berhasil mencuri perhatian antara lain inovasi sistem distribusi ternak melalui re-desain gerbong sapi, yang menawarkan solusi efisien untuk logistik peternakan,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan ada pula inovasi lampu yang memanfaatkan material limbah kulit kopi dan kombucha, sebuah langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.
“Tak ketinggalan, boardgame Palagan Ambarawa yang mengedukasi sejarah dengan cara yang interaktif,” imbuhnya.
Selain itu, pameran ini juga menampilkan kursi roda adaptif bagi individu dengan Cerebral Palsy, serta desain perhiasan yang terinspirasi dari Budaya Bissu, menunjukkan perpaduan antara teknologi, kearifan lokal, dan kepedulian sosial.
Lebih dari sekadar ajang pameran karya, Grade X Vol. 6 juga memperkaya pengalaman pengunjung dengan menyelenggarakan berbagai workshop dan talkshow.
“Acara ini menghadirkan narasumber desainer dan pegiat industri kreatif profesional, memberikan kesempatan berharga bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk mendapatkan wawasan, inspirasi, dan membangun jejaring di dunia desain dan industri kreatif,” pungkasnya. (rmt/nur)
Sumber: Radar Surabaya