Program Doktor Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan webinar bertajuk “Kupas Tuntas Nomofobia: Apa dan Mengapa?” pada Kamis (26/06). Diikuti lebih dari 60 peserta yang terdiri dari mahasiswa aktif S3 Psikologi, dosen, serta dosen dari perguruan tinggi berbagai daerah.
Dalam seminar ini, Dosen Fakultas Psikologi Ubaya, Prof. Dr. Yusti Probowati Rahayu, Psikolog, menyebut peranan orang tua sangat penting dalam melakukan pengawasan dan bimbingan anak. “Edaran pemerintah dan imbauan tentang aturan jam malam anak seharusnya menjadi perhatian orang tua, khususnya bagaimana anak menggunakan smartphone,” ungkapnya.
Dr. Triantoro Safaria, S.Psi., M.Si., Ph.D., Psikolog, membahas Nomofobia atau “No-Mobile-Phone-Phobia” sebagai fenomena psikologi berupa ketakutan atau kecemasan berlebihan dan irasional yang muncul ketika seseorang tidak dapat mengakses atau menggunakan smartphone. “Gejalanya irasional, takut, panik,” ujar alumni Program Studi Doktor Psikologi Ubaya itu.
Ia menambahkan, dampaknya dapat berupa disregulasi emosi sebagai bentuk respon psikologi. Anak akan cenderung sulit mengelola stres untuk mencari ketenangan. “Akan semakin rumit bila ditambah mediasi hubungan orang tua dan anak yang buruk, sehingga anak mencari kompensasi melalui smartphone,” tambahnya.
Salah satu peserta diskusi, Gayuk Zulaika menanyakan tentang intervensi sekolah dalam mengurangi fenomena ini. Dr. Triantoro menjelaskan, edukasi, psikoedukasi hingga literasi dapat menjadi pendekatan yang terbaik. “Siswa juga bisa diajak untuk lebih menekankan self control atau regulasi diri serta kemampuan problem solving,” jelasnya. (sha)