Ubaya Online Summer Program 2021: Sarana Mahasiswa Asing untuk Mengenal Indonesia Lebih Dalam samueldim August 12, 2021

Ubaya Online Summer Program 2021: Sarana Mahasiswa Asing untuk Mengenal Indonesia Lebih Dalam

Direktorat Kerjasama Kelembagaan Universitas Surabaya (DKK Ubaya) mengadakan Ubaya Online Summer Program 2021. Acara ini melibatkan mahasiswa asing dari berbagai negara dan mereka akan mendapatkan serangkaian materi dalam kegiatan tersebut. Meskipun dalam keadaan pandemi, Ubaya tetap berkomitmen melaksanakan kegiatan tersebut dengan melakukan beberapa penyesuaian tanpa mengurangi manfaat yang didapat. Berlangsung menggunakan zoom, sedikitnya 349 partisipan hadir pada acara yang digelar tanggal 5-9 Juli 2021 ini.

Salah satu agenda dari Ubaya Online Summer Program kali ini yaitu mengajak partisipan belajar terkait materi “Creative Industries: Javanese Calligraphy”. Oleh karena itu, DKK Ubaya mendatangkan Christabel Annora Paramita Parung, S.T., M.Sc selaku Dosen Fakultas Industri Kreatif Ubaya sebagai narasumber. Menurutnya, pemaparan materi dilakukan guna membudidayakan budaya tradisional Indonesia melalui Aksara Jawa. Christabel memulai diskusi dengan menjelaskan sejarah Aksara Jawa. “Mungkin bagi kalian yang berasal dari India familiar dengan Aksara Pallawa. Aksara dari India ini mengalami perubahan yang besar pada abad ketujuh dan menjadi suatu tulisan baru yakni Aksara Kawi,” jelasnya. Namun, Aksara Kawi juga terus mengalami perubahan seiring berkembangnya zaman hingga tahun 1500 M. Sehingga terjadi perubahan menjadi Aksara Jawa yang terdiri dari hanacaraka, datasawala, padhajayanya, dan magabathanga.

Selain mendengarkan materi, partisipan juga diajak untuk mencoba melafalkan dan menulis nama mereka menggunakan Aksara Jawa. Hal ini dapat dilihat dari Christabel yang meminta partisipan untuk membaca hanacaraka dengan pelafalan Jawa. Antusias partisipan dapat dilihat dari upaya mereka untuk mencoba membacanya. “Dalam Bahasa Jawa, kita cenderung melafalkan ‘a’ sebagai ‘o’ dalam kata on,” ujar Christabel ketika menjelaskan bagaimana pelafalan yang benar. Tidak hanya itu, Christabel juga menjelaskan dasar untuk menulis Aksara Jawa dan mencontohkannya terlebih dahulu. Setelahnya, partisipan mulai menulis nama mereka sendiri menggunakan Aksara Jawa dan secara antusias menunjukkannya.(et)