ANDINA S. RAHAYU
—
EVENT-event kekinian sering menjadi ajang CJG untuk unjuk eksistensi. Mereka berkostum cosplay (costume play). Make-up, busana, maupun gaya sangat mirip dengan tokoh-tokoh imajinatif kartun asal Negeri Sakura. Sebut saja Son Goku dalam serial Dragon Ball, Kenshin dalam Samurai X, dan Sasuke Uchiha dalam Naruto.
‘Tapi, komunitas ini tidak hanya identik dengan cosplay. Mereka suka macam-macam tentang Jepang,’ kata Thomas Prana, ketua CJG.
Ada anggota yang gemar bikin paper craft, bergaya ala imain gundam, atau koleksi action figure. Termasuk, suka musik Jepang, yosakoi, manga, dan lain-lainnya. Semuanya serba-Jepang.
Karena suka macam-macam tentang Negeri Sakura itu, Thomas mengatakan, semua anggota bebas memilih hobi masing-masing. Tidak ada paksaan harus gemar cosplay.
Jumlah anggota CJG lebih dari seratus orang. Hanya 20 anak yang gemar cosplay. Di situ ada lima perempuan. Adapun, banyak anggota perempuan lain yang memiliki selera berbeda-beda. Rata-rata gemar manga (semacam komik). Yang tertarik pada manga biasanya suka menggambar bersama.
Mereka yang terpikat pada paper craft akan menciptakan aneka bentuk dari kertas itu bersama-sama. Mereka sering diundang instansi pendidikan, mulai SMP hingga universitas, untuk tampil. ‘Tidak terlalu serius. Yang penting menyenangkan,’ tambah Thomas, yang mahasiswa Universitas Surabaya itu.
Mereka yang suka cosplay sering bermain kabaret. Yaitu, seni teater tanpa suara. Suaranya di-dubbing. Salah satu kabaret itu mereka tampilkan saat mengisi acara peringatan Bulan Bahasa di SMAN 1 Manyar Minggu (25/11).
Sebelas anggota CJG tampil dengan macam-macam kostum dan iringan soundtrack masing-masing. Ada Son Goku dalam serial Dragon Ball, Kenshin dalam Samurai X, dan Sasuke Uchiha dalam Naruto. Dengan busana masing-masing, mereka tampil seolah tengah bertempur sengit. Penonton suka.
Menurut Thomas, rata-rata penyuka cosplay jatuh hati pada tokohnya sejak kecil. Itu pun hanya di layar kaca. ‘Nah, saat ada kesempatan tampil, mereka seperti karakter idola di televisi,’ tambah remaja 22 tahun itu, lantas tertawa.
Ternyata CJG tidak hanya malang melintang di Gresik. Surabaya, Malang, Sidoarjo, Lamongan, Tuban, dan lain-lain juga mengundang mereka. Komunitas tersebut juga ingin menghadiri World Cosplay Summit di Jepang pada 2016.
Apa yang didapat dari komunitas ini? Ilham Perdana, anggota CJG, menyatakan, cosplay tidak hanya bertujuan untuk keren-kerenan. Dari budaya Jepang, kata Ilham, mereka bisa mendapat contoh disiplin, sikap kesatria, dan sebagainya. Tokoh Son Goku, misalnya, punya ciri khas cerdas dan kuat. ‘Saya suka Jepang, juga tidak berarti tak cinta Indonesia,’ ungkap Ilham. (c7/roz)