Lima mahasiswa tersebut adalah Januar Ishak, Yoanes Maria Vianney, Edwin Gunawan, Natasha Amanda, dan Calvin Wijaya Johan. Menurut Januar Ishak, ketua tim, sel kalus didapatkan dari bagian tanaman melon. ”Kami ambil contohnya dari daun kecambah melon,” jelasnya kemarin (20/10).
Kecambah tersebut lantas diberi hormon yang berguna untuk membentuk gumpalan sel. Kemudian, gumpalan yang belum membentuk buah itu diletakkan dalam sebuah media gelas kaca. ”Lalu, ditutup rapat dengan aluminium foil,” terang mahasiswa semester lima itu.
Gumpalan sel tersebut disimpan dalam ruangan bersuhu 25 derajat Celsius. ”Dengan pencahayaan lampu white fluorescent,” imbuhnya.
Januar menuturkan, pengembangan sel kalus dari melon itu memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan proses pengembangbiakan yang lain. Salah satunya, pengembangan sel kalus bisa menghasilkan tanaman yang sama dengan aslinya. ”Wujudnya kembali seperti awalnya,” ucapnya.
Selain itu, proses dilakukan di tempat yang steril. ”Berbeda dengan konsep yang lain, biasanya kan di tanah,’ katanya.
Januar mengungkapkan, penelitian itu masih bertahap eksplorasi. Karena itu, butuh proses yang mendalam untuk menghasilkan rekayasa melon yang diinginkan. (ara/c5/ai)