Mahasiswa FIK Ubaya Raih Juara 1 di Surabaya Fashion Parade 2025 humasubaya December 4, 2025

Mahasiswa FIK Ubaya Raih Juara 1 di Surabaya Fashion Parade 2025

Reportase Warta Ubaya

Prestasi membanggakan diraih oleh mahasiswi Fakultas Industri Kreatif (FIK) Program Desain Fashion dan Product Lifestyle Universitas Surabaya, Gwynne Preciosa Edmonda, atau yang akrab disapa Gwyn. Ia berhasil meraih Juara 1  dalam ajang bergengsi Surabaya Fashion Parade (SFP) 2025, sebuah kompetisi model tahunan yang menjadi ajang pencarian ikon fesyen di Kota Surabaya pada tanggal 18 November 2025.

Mahasiswi yang berasal dari SMK Katolik Mater Amabilis ini telah terjun ke dunia modeling sejak tahun 2022. Meski telah memiliki pengalaman, Gwyn mengaku bahwa perjalanan menuju juara tidak terjadi secara instan. Pada ajang Surabaya Fashion Parade (SFP) 2024, ia hanya mampu lolos dalam 10 besar. Namun, dorongan motivasi dari teman dan coach membuatnya memberanikan diri kembali untuk mengikuti ajang Surabaya Fashion Parade (SFP) 2025. “Awalnya cuma coba lagi karena disuruh teman-teman dan coach. Ternyata, tahun ini berhasil meraih juara 1,” ujar Gwyn.

Siapa sangka, di balik penampilannya yang memukau saat runway, Gwyn justru sempat berada dalam kondisi suasana hati yang kurang baik. Apa lagi, dengan nomor urut tampil yang di dapatkan adalah yang pertama. “Aku tampil dalam keadaan bad mood Tapi, aku berpikir juri nggak boleh tahu kalau aku lagi nggak mood. Di depan, aku harus tetap profesional,” jelasnya. Di backstage, Gwyn mengaku sempat merasa tidak percaya diri karena konsep elegant-strong yang ia bawakan berbeda dari peserta lain yang lebih memilih konsep gaya yang feminim dan lembut. Namun dukungan dari teman dan keluarga yang membuatnya tetap fokus menunjukkan performa yang terbaik.

Tema Surabaya Fashion Parade (SFP) tahun ini adalah “Rebellion”. Gwyn memadukan konsep tersebut dengan karakter personalnya: strong, bold, namun tetap elegan. Ia ingin menampilkan sosok perempuan independen, berani tetapi tetap anggun. “Makeup itu hanya menempel di wajah. Tapi, karakter dan bagaimana kita membawa busana, itu yang bener-bener dinilai,” jelasnya. Meski fitting gaun baru dilakukan satu hari sebelum acara dan hanya berupa try on, Gwyn berhasil menampilkan kemistri yang kuat dengan busana rancangan desainer SFP. Ia menyesuaikan setiap pose, ritme jalan, dan ekspresi dengan karakter busana yang ia bawakan.

Menariknya, Gwyn hanya berlatih dengan intens selama dua pertemuan dalam dua minggu sebelum hari H, namun ia sudah memiliki basic modeling dari pengalaman freelance dan agensi sebelumnya. Ia juga memiliki strategi unik: mempelajari karakter dan indikator penilaian dari para juri. Menurutnya, setiap juri memiliki preferensi berbeda terhadap gaya jalan, ekspresi model, serta busana yang dikenakan. “Kalau jurinya tegas, aku harus lebih strong. Kalau jurinya suka elegan, aku sesuaikan ekspresi dan temponya. Semua harus sesuai karakter mereka,” ungkap Gwyn. Strategi ini terbukti efektif dan menjadi salah satu faktor yang membawanya pada kemenangan. Saat sesi pengumuman kejuaraan, Gwyn mengaku terkejut karena tidak menyangka namanya akan dipanggil sebagai juara pertama. Selain orang tua, Gwyn juga mendapatkan dukungan besar dari teman-temannya yang berada satu fakultas dengannya di FIK UBAYA. Mereka memberikan semangat selama persiapan hingga hari-H. Perjalanan Gwyn di Surabaya Fashion Parade (SFP) 2025 menunjukkan bahwa kemenangan tidak hanya ditentukan oleh tampilan luar, tetapi juga oleh proses yang ada di dalamnya. Prestasi ini juga menjadi bukti bahwa mahasiswi FIK UBAYA tidak hanya unggul secara akademis perkuliahan, namun juga aktif dalam dunia industri kreatif Indonesia. 

Selamat untuk Gwyn atas prestasinya! Semoga keberhasilannya menjadi inspirasi bagi mahasiswa UBAYA lainnya untuk terus berkarya dan berani mengejar passion masing-masing.(snk)