Mengenal Lebih Dekat Ethical Publishing: Menjawab Tantangan dan Menegakkan Integritas laurentiusivan November 28, 2025

Mengenal Lebih Dekat Ethical Publishing: Menjawab Tantangan dan Menegakkan Integritas

Reportase Warta Ubaya

Sebagai bagian dari upaya memperkuat literasi akademik dan kesiapan dalam menghadapi dinamika publikasi ilmiah modern, Perpustakaan Universitas Surabaya (Ubaya) bekerja sama dengan Emerald Publishing kembali menggelar sebuah webinar bertema “Ethical Publishing: Identity, Identifying Challenges, and Ensuring Integrity”. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom pada Selasa, 18 November 2025. Webinar ini diselenggarakan dengan harapan para peserta memahami prinsip-prinsip integritas akademik yang semakin penting di era digital saat ini. Acara ini sekaligus menjadi wadah pembelajaran bagi peserta untuk memahami perkembangan kebijakan publikasi ilmiah serta menyesuaikan praktik penulisan dengan standar etika yang berlaku secara internasional.

 

Acara dibuka oleh Prof. Dr. Dra. apt. Christina Avanti, M.Si., Wakil Rektor III Ubaya yang menegaskan pentingnya menjaga etika dalam pemanfaatan teknologi. “Revolusi AI berkembang sangat cepat dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk publikasi ilmiah. Karena itu, kita harus memahami etikanya agar tidak melanggar integritas akademik,” ujarnya.

 

Webinar berlanjut dengan pemaparan Mr. William Loh Wui Lun dari Emerald Malaysia. Dalam sesi ini, Mr. William memaparkan materi mengenai etika publikasi, integritas penelitian, serta tantangan yang muncul akibat perkembangan teknologi modern, terutama penggunaan AI dalam proses penerbitan akademik.

 

Ia menguraikan konsep research integrity dengan menekankan bahwa orisinalitas merupakan aspek paling mendasar dalam etika penelitian. “When we talk about research integrity, the first thing that should come to mind is originality,” ujarnya. Khususnya keberadaan Artificial Intelligence (AI) kini memudahkan terjadinya manipulasi data maupun penulisan yang tidak autentik. Menyikapi hal tersebut, Committee on Publication Ethics (COPE) pada 2022–2023 mengeluarkan pedoman yang menegaskan bahwa AI tidak dapat menjadi penulis, namun penggunaannya diperbolehkan selama diungkapkan secara transparan. Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh berbagai penerbit besar, seperti Elsevier, Emerald, dan Springer Nature. 

 

Dalam pemaparannya, Mr. William membedakan penggunaan AI menjadi dua kategori utama. Pertama, copywriting, yaitu penggunaan AI untuk menghasilkan substansi tulisan, yang dinilai tidak diperbolehkan karena berpotensi menghasilkan bias, ketidakakuratan, atau referensi fiktif. Kedua, copyediting, berupa penggunaan AI untuk proofreading dan perbaikan tata bahasa, yang masih diperbolehkan karena tidak mengubah substansi ilmiah. “Using AI to polish your language is fine—as long as it doesn’t change the scientific substance,” tegasnya.

 

Ia juga mengingatkan bahwa detektor AI belum dapat berfungsi secara akurat mengikuti perkembangan pesat teknologi, “AI evolves faster than the tools designed to detect it,” ujarnya. Karena itu reviewer tidak diwajibkan melakukan pengecekan AI writing secara manual. Selain itu, peserta turut diperkenalkan pada fitur Excel milik jurnal Emerald yang dapat membantu penulis memilih jurnal tujuan berdasarkan bidang penelitian, indeks, maupun kebijakan sitasi.

 

Terakhir, Mr. William mengajak seluruh peserta untuk menjaga integritas akademik melalui kebiasaan-kebiasaan etis seperti menghindari multiple submission, menghargai ide peneliti lain, serta memahami regulasi penerbitan ilmiah. Ia juga menyampaikan apresiasi Emerald bagi para reviewer atas kontribusi mereka. Webinar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran peserta mengenai pentingnya menjaga etika dalam penggunaan AI, mempertahankan orisinalitas karya ilmiah, serta memahami prinsip integritas akademik sebagai fondasi utama penelitian yang berkualitas.