Dosen dan Alumni FIK Ubaya jadi Juara ICONIC Capstone Design Competition laurentiusivan October 6, 2025

Dosen dan Alumni FIK Ubaya jadi Juara ICONIC Capstone Design Competition

Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (FIK Ubaya) kembali mencetak prestasi. Tim dosen dan alumni Program Desain Fashion dan Produk Lifestyle berhasil meraih juara 1 dan 2 pada ICONIC Capstone Design Competition 2025. Perlombaan yang diikuti mahasiswa dalam negeri hingga mancanegara ini diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang pada September 2025.

Juara 1 diraih oleh Angga Vara Da Tista bersama dosen Ardeliah Tjiptawan, M.F.A., Hany Mustikasari, M.Ds., dan Siti Zahro, Ph.D. Sementara itu, Moriska Sinderela bersama dosen Ardeliah Tjiptawan, M.F.A., Christabel Annora Paramita Parung, M.Sc., dan Dr. Ninik Juniati meraih juara 2. 

Angga dan tim dosen membuat karya bertajuk “Visual Aromatherapy on Fabric Printing with Recycled Fabric”. Mereka mencoba menerjemahkan aroma dalam bentuk visual kain. “Misalnya, lavender divisualkan dengan motif bernuansa lembut dan menenangkan, lemon dengan nuansa segar dan cerah, serta kopi dengan visual hangat dan earthy. Jadi kain bukan hanya sekadar memiliki motif cantik, tapi juga bisa memberikan vibes tertentu seperti tenang, segar, ataupun hangat,” jelasnya.

Ide tersebut dilatarbelakangi penggunaan aromaterapi yang dapat memberikan efek menenangkan di tengah kehidupan masyarakat yang serba cepat dan mudah stres. “Aromaterapi sudah terbukti dapat mempengaruhi mood. Jadi, kami coba buat konsep ke versi visualnya agar bisa hadir di produk sehari-hari melalui kain ataupun fashion,” imbuh lulusan SMA Giki 1 Surabaya itu. 

Sementara itu, Moriska bersama para dosen menciptakan ide inovasi fashion bertema “Organic Connection: A Sensory Approach to Sustainable Textile”. Ia menerangkan, Organic Connection adalah konsep menghadirkan kedekatan dengan alam lewat pakaian yang tidak hanya terlihat secara visual, tetapi juga bisa dirasakan melalui tekstur. “Melalui kain daur ulang yang ramah lingkungan, kami ingin menghadirkan pengalaman taktil yang berbeda dari sekadar motif visual,” ujarnya.

Keduanya mengaku mendapat dukungan penuh dari Ubaya mulai dari fasilitas, bimbingan dosen, hingga penyediaan alat untuk mendukung eksperimen. Selain itu, kedua alumni tersebut terbiasa membuat proyek di kampus, sehingga sudah terbiasa mengembangkan ide menjadi karya nyata. (el)