Teknik Mesin & Manufaktur dan Teknik Kimia Ubaya Buat Inovasi Alat Bioproses, Lolos KILAB 2025 laurentiusivan September 10, 2025

Teknik Mesin & Manufaktur dan Teknik Kimia Ubaya Buat Inovasi Alat Bioproses, Lolos KILAB 2025

Tim laboran Teknik Mesin & Manufaktur bersama Teknik Kimia serta dosen Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) berhasil lolos sebagai Penerima Hibah Program Karya Inovasi Laboran (KILAB) Tahun 2025. Inovasi yang dibuat adalah ” Smart Orbital Shaker” yakni alat praktikum dan penelitian di bidang Bioproses.

Tim yang beranggotakan Misdi, S.T., Erni Budiarti, S.Si., dan Hudiyo Firmanto, Ph.D. ini membuat Inovasi alat berupa “Smart Orbital Shaker” yang harganya lebih terjangkau, fleksibel, dan dilengkapi teknologi pintar untuk mendukung kualitas praktikum dan penelitian tanpa membebani anggaran laboratorium. Alat ini berfungsi mengaduk atau mengguncang sampel cairan dalam wadah (seperti gelas erlenmeyer atau tabung kultur) guna memastikan homogenisasi dan pertukaran oksigen optimal, khususnya pada proses kultur mikroba, fermentasi, dan reaksi biokimia.

Misdi, ketua tim, menyebut ide pembuatan inovasi dilatarbelakangi ketersediaaan peralatan shaker tipe orbital shaker yang terbatas dan harganya yang mahal. “Hal ini menghambat penelitian mahasiswa dan dosen untuk pengaturan jadwal pemakaiannya. Oleh karena itu, kami ingin menghadirkan alat orbital shaker dengan fitur kontrol digital dan timer otomatis yang dapat diproduksi secara lokal, sehingga lebih hemat biaya, mudah dirawat, dan memiliki ketersediaan suku cadang yang terjangkau,” jelasnya.

Ia menjelaskan, kebaruan inovasi Smart Orbital Shaker terletak pada integrasi teknologi otomasi digital dan kontrol presisi yang berbiaya rendah, yang sebelumnya hanya tersedia pada alat komersial mahal. “Dengan desain modular yang edukatif, alat ini juga berfungsi sebagai media pembelajaran interdisipliner yang menggabungkan bioproses, elektronika, dan pemrograman,” imbuh Misdi. Selain itu, Smart Orbital Shaker dapat diproduksi secara lokal menggunakan komponen yang mudah didapat serta memiliki tingkat kustomisasi tinggi untuk berbagai skenario riset mikrobiologi dan biokimia.

Adanya inovasi ini diharapkan dapat mendukung praktikum dan penelitian laboratorium-laboratorium yang ada di Ubaya. “Selain itu, dapat mendukung efisiensi biaya dan sumber daya serta kemandirian teknologi lokal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa,” pungkas Misdi. (el)