Universitas Surabaya (Ubaya) mengunjungi tiga desa di Daerah Istimewa Yogyakarta, di antaranya Desa Wisata Bulaksalak, Desa Wisata Nglanggeran, dan Desa Wisata Karangasem pada Sabtu (02/08). Kunjungan ini merupakan aktualisasi pembelajaran lapangan bertajuk “Pemberdayaan Desa Wisata Berkelanjutan Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal di Desa Belik Kabupaten Mojokerto”.
Rektor Ubaya, Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT., menyebut bentuk sinergitas yang dilakukan adalah sharing dan saling belajar dalam mengembangkan desa wisata pelatihan pengolahan dan konservasi bambu. “Selain itu, ada juga pengembangan sumber daya manusia melalui program RPL Desa dan BumDes dan pengabdian pada masyarakat dengan berbagai skema. Ubaya tidak hanya unggul dalam bidang pembelajaran dan riset inovasi tetapi juga menjadi kampus yang berdampak bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Desa Wisata Bulaksalak, Kabupaten Sleman dan Desa Wisata Karangasem, Kabupaten Bantul dikenal sebagai desa wisata sekaligus pusat pendidikan berbasis hutan bambu dengan puluhan karya produk. Di Desa Wisata Bulaksalak, lebih dari 35 jenis bambu karya pelestarian Kelompok Tani Hutan (KTH) Bambu Lestari. Sementara itu, Desa Wisata Nglanggeran juga dinobatkan menjadi Desa Wisata Terbaik oleh badan pariwisata dunia, UNWTO (United Nations World Tourism Organization) 2021, serta Desa Wisata Terbaik ASEAN 2017 dengan konsep CBT (Community Based Tourism). (sha)