Prestasi membanggakan datang dari Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya), Nugraha, S.Sn., M.Ds. Pasalnya, foto yang mengangkat kesenian Lengser asal Jawa Barat itu berhasil lolos dipamerkan di Indonesia-Turkiye Friendship Exhibition di Galeri Pandeng Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, 31 Januari hingga 5 Februari 2025. Pameran yang mendapatkan pengakuan internasional dari Federation International De L’art Photographique (FIAP) ini akan berlangsung yang kedua kali di Ankara, Turki pada bulan Maret 2025 dengan tema “The Beauty of Indonesia”.
Mengusung tema “The Beauty of Turkiye”, dosen yang kerap disapa Nugraha memutuskan mengirimkan karya hasil fotonya di tahun 2012 silam. Foto karyanya menjadi salah satu karya yang terpilih dari total 90 karya, 65 dari fotografer Photographic Arts Federation of Turkiye (TFSF), 15 dari Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia (FPSI), dan 10 karya dari ISI Yogyakarta. “Saya mengirimkan foto kesenian Lengser di Jawa Barat. Saya ingin menyatakan bahwa Lengser bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi refleksi kehidupan masyarakat Sunda yang sarat makna,” ujarnya.
Nugraha mengaku, disiplin dalam mengikuti berbagai lomba dan pameran foto adalah kunci dari kesuksesannya. Baginya, tantangan terbesar saat mengikuti ajang fotografi adalah menafsirkan tema dan mewujudkannya ke dalam karya fotografi. “Saya berusaha disiplin untuk ikut berbagai lomba dan pameran foto. Selain karena saya ingin mengasah skill, itu juga berkat lingkungan di klub foto Perhimpunan Amatir Foto (PAF) Bandung yang kompetitif karena sebagian besar anggotanya rajin mengikuti lomba foto,” terangnya.
Keberhasilannya meraih prestasi ini memberikan refleksi tersendiri baginya. Dosen yang kerap disapa Nunu itu juga mengajak sivitas akademika Ubaya untuk mulai peka dengan hal-hal kecil di sekitar. “Sering kali kita sibuk mencari hal-hal besar yang berkaitan dengan tema ajang pameran foto. Padahal kita bisa mengirimkan beberapa karya foto yang sudah kita miliki, atau mengambil inspirasi dari lingkungan sehari-hari. Jadi tidak harus hal yang besar,” pungkasnya. (sha)