Universitas Surabaya (Ubaya) melalui Direktorat Pengembangan Kemahasiswaan (DPK) menggelar seminar kesehatan mental pada Kamis sore (21/11) lalu di Ubaya West Campus. Mengusung tajuk “Disconnect to Re-connect”, seminar ini diikuti oleh puluhan mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) dan Fakultas Psikologi Ubaya West Campus.
Bertujuan untuk mengenali kondisi diri dan cara mengelola emosi dengan lebih adaptif dan positif, Lim Swie Hok, S.Psi., M.Psi., Psikolog, selaku pemateri menggunakan metode gambar atau Phototherapy berbasis modern atau “Points of You” untuk memantik koneksi perasaan dan pikiran pesertanya melalui empat tahapan, yaitu Jeda (Pause), Expands, Doing, dan Action. “Melalui media kartu Points of You ini, saya ingin mengajak mahasiswa untuk mengenali dirinya lebih dalam lagi, terutama tentang perasaan dan kekhawatiran yang sedang menyelimuti,” terang Lim.
Mulanya, peserta diajak untuk mendengarkan lagu, memadupadankan gambar dan pikiran, hingga menentukan aksi konkret yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Selain itu, seminar kesehatan mental juga bertujuan sebagai ruang khusus untuk menyapa diri sendiri sebagai mahasiswa. “Kuncinya ada di aksi atau action. Mereka sudah memilih, aksi konkret dan sederhana apa yang ingin dilakukan. Biarlah mereka memberikan apresiasi pada diri sendiri,” tambahnya.
Michelle Christina, salah satu mahasiswa program studi International Bussiness Networking (IBN) mengaku, seminar tersebut memberikan makna tersendiri baginya. “Tentunya ada hal-hal yang tidak bisa kita ungkapkan, karena pada dasarnya memang sulit untuk menceritakan kisah kita secara lantang. Namun, hari ini kami diajak untuk mengetahui dan mengenali tekanan atau beban yang kita rasakan. Sangat membantu untuk melepaskan emosi negatif,” ungkapnya.
Serupa dengan Michelle, dosen program studi Teknik Informatika sekaligus fasilitator pada seminar tersebut, Maya Hilda Lestari Louk, M.Sc., mengaku sangat bersyukur. Sebab, ia merasa memiliki dukungan lingkungan sekitar yang baik. “Harapannya, mahasiswa di Ubaya merasa punya support system, baik teman maupun dosen. Sehingga slogan ‘Nyaman di Ubaya’ benar-benar dapat dirasakan sebagai keluarga,” pungkas Maya. (sha)