Bagi sebuah institusi pendidikan tinggi, meluluskan tiga generasi dalam satu keluarga adalah kejadian yang langka dan historis. Tiga generasi tersebut adalah Prof. Drs. ec. Wibisono Hardjopranoto, M.S., Rektor Universitas Surabaya tahun 2003-2011, Ir. Eric Wibisono, Ph.D., IPU, Dekan Fakultas Teknik, dan William Christopher Wibisono, alumnus yang baru diwisuda September 2024 lalu. Tidak hanya sekadar berstatus alumni yang membuktikan loyalitas Keluarga Wibisono ke Universitas Surabaya, tetapi ketiganya kompak memberikan kontribusi dan mengabdikan diri bagi Universitas Surabaya, bahkan hingga sekarang.
Kontribusi dan jajaran prestasi yang diukir oleh keluarga tersebut dimulai oleh Prof. Wibi sebagai generasi pertama. Ia juga membagikan sejarah singkat kiprahnya sebagai pendidik dan pejabat struktural di Universitas Surabaya. Bagi Prof. Wibi, hidupnya tidak bisa dilepaskan dari Ubaya.
“Hidup saya tidak bisa dilepaskan dari Ubaya. Saya kenal dengan Ubaya sejak namanya masih Universitas Baperki, kemudian Universitas Res Publica. Pernah sempat ditutup dan saat itu, saya merasa hari depan saya gelap, karena saya bergantung di universitas itu. Kemudian pemerintah merawat kembali dan Ubaya beroperasi. Saat itu namanya Universitas Trisakti. Saya kuliah kembali dan lulus sebagai sarjana muda, kemudian diangkat menjadi asisten, karyawan/dosen, dan pejabat struktura Ubayal hingga pensiun 2015,” tandasnya.
Selama menjabat sebagai rektor di tahun 2003-2011, Prof. Wibi mengaku tidak pernah mendikte sikap yang perlu dilakukan selama anaknya berkuliah di Universitas Surabaya. Ia justru berharap bahwa anak, cucu, dan keluarganya bisa menjadikannya panutan dengan metode lead by example.
“Saya tidak pernah menceritakan. Saya mempersilakan orang melihat dan mempelajari, dan berharap semoga bisa jadi panutan. Karena itu juga merupakan suatu keberhasilan dan cita-cita saya untuk memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negara, terutama regenerasi bangsa sebagai pendidik. Saya juga ingin bisa tampil sebagai panutan di kalangan masyarakat luas, baik langsung ketemu maupun media komunikasi,” tambahnya.
Cita-cita dan kisah inspiratif 36 tahun masa abdi Prof. Wibi ternyata dilanjutkan oleh anaknya, Ir. Eric Wibisono, Ph.D., IPU. Pengalaman serupa juga dialami oleh Eric, selaku Dekan Fakultas Teknik periode 2019 hingga sekarang. Sejak tahun 2020, putranya, William Christopher Wibisono resmi menjalani pendidikan sarjana Teknik Informatika di Ubaya. Ia mengaku selalu menanamkan nilai integritas sejak semester satu.
“Saya tekankan dari mulai semester satu yaitu integritas. Karena peraturan tidak pandang bulu. Walaupun saya ayahnya, tetapi peraturan tetap harus dijalankan. Bila didapati melanggar, maka saya tidak bisa membantu untuk kompromi dengan peraturan tersebut,” lugasnya.
Ketegaran nilai integritas dan profesional yang diturunkan oleh dua generasi sebelumnya berhasil ditularkan juga pada generasi terakhir, William. Ia menyatakan, kedua nilai itu ia terapkan saat mulai meniti karirnya di bidang IT development. Ia berharap dapat memberikan kontribusi terbaik untuk Ubaya seperti kakek dan ayahnya.
“Papa saya selalu mengajarkan untuk mengutamakan keaslian dari informasi yang didapat. Ini adalah sikap yang terbawa hingga saya kerja. Selain itu, saya selalu didorong untuk mengerti akar dari suatu permasalahan, utamanya soal bisnis,” jelas William.
Kini, William sedang menggeluti dunia pengembangan teknologi informasi. Ia mengaku memiliki minat mengajar, khususnya sebagai motivator dan cerita menarik atau inspiratif lainnya.
“Sementara ini, saya ada minat untuk mengajar. Tapi kalau sebagai dosen, saya masih belum tahu. Saya lebih suka mengajar dengan tipe seperti motivator, cerita kehidupan, dan semacamnya,” tambahnya.
Momen kelulusan generasi ketiga, William Christopher Wibisono, berhasil menyita perhatian saat Wisuda Program Sarjana Periode III TA 2023/2024 lalu. Sebab, ia mengambil gambar dengan ayah dan kakeknya yang merupakan Dekan Fakultas Teknik dan Rektor Ubaya yang menjabat tahun 2003-2011. Prof. Wibi mengaku bahwa potret keluarga tersebut merupakan momen yang sangat berharga.
“Momen ini berharga, sangat berkesan buat saya. Lulusan 3 mahasiswa Ubaya ini tidak sengaja, tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Makanya, foto bersama ini sangat berkesan, ditambah kami menjahit seragam untuk acara tersebut,” ujarnya.
Ketiga generasi lulusan Ubaya tersebut kompak membawa nama almamater dan berharap dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi Ubaya, termasuk ke generasi keempat nantinya. “Harapannya pasti semoga Ubaya semakin sukses dan kami memiliki kontribusi maksimal terhadap perkembangan Ubaya. Mudah-mudahan sampai ke generasi selanjutnya,” tutup Prof. Wibi. (sha)