Cara Fakultas Kedokteran Ubaya Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa
SURABAYA – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Surabaya (Ubaya) berupaya meningkatkan kompetensi para mahasiswanya di bidang teknologi kedokteran. Mereka mendatangkan dua alat baru, ultrasonografi (USG) dan treadmill test untuk menunjang perkuliahan kemarin (5/9).
Dosen FK Ubaya dr Jordan Bahriansyah SpJP mengatakan, FK Ubaya memang berkomitmen untuk unggul di bidang teknologi kedokteran. Strateginya dengan mendatangkan berbagai alat teknologi kedokteran di ruang perkuliahan. “Kita tahu teknologi kedokteran sangat pesan perkembangannya. Dulu, diawali dengan teknologi kelistrikan, sekarang ke arah teknologi komputasi, bahkan ke arah artificial intelligence (AI),” katanya kepada Jawa Pos kemarin.
Jordan menyebut dokter tidak hanya bertugas untuk menyuntik dan meresepi obat, tetapi juga berperan sebagai seorang yang paham teknologi untuk membantu dan melayani pasien. “Jadi, mulai sekarang mereka sudah dipersiapkan. Salah satunya, di dalam kuliahnya udah dimasukkan unsur-unsur teknologi yang terbaru,” ujarnya.
Selain itu, dari sarana praktikum memanfaatkan teknologi canggih seperti AI. Bidang jantung misalnya, mahasiswa tidak lagi hanya mendapatkan teori, tapi juga dikenalkan dengan alat USG jantung dan treadmill test.
“Bahkan, mereka bisa belajar dengan orang coba sehingga saat kuliah bisa merasakan menggunakan teknologi itu,” jelasnya. Rencananya FK Ubaya juga akan menambah alat tes PCR yang biasa digunakan pada tes Covid-19 saat pandemi. “Sekarang sudah dipersiapkan,” imbuhnya.
Pengenalan terhadap alat-alat teknologi sekaligus cara kerjanya mulai dilakukan pada semester 1. Pada pembelajaran anatomi yang biasa dilakukan dengan cadaver. Kini, pengenalan anatomi bisa menggunakan virtual reality (VR). “Jadi, dengan VR mahasiswa bisa praktik seolah membedah jenazah dan mengenali anatomi,” kata dia.
Salah seorang mahasiswa semester 3 FK Ubaya Dewi Anindya mengatakan, kedatangan dua alat teknologi kesehatan itu sangat membantu mahasiswa dalam belajar. Selama ini, mendapatkan teori dan tidak mendapatkan gambaran jelas. “Sekarang bisa lihat langsung dan belajar menggunakan alat kepada orang coba. Ini juga bagus untuk persiapan Koas nanti,” ujarnya. (ayu/jun)
Sumber : Jawa Pos