eARTh evolution: Mendalami Makna Urban Farming Demi Kelestarian Bumi samueldim May 11, 2021

eARTh evolution: Mendalami Makna Urban Farming Demi Kelestarian Bumi

Sabtu, 24 April 2021 Kementerian Sosial dan Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Surabaya (BEMUS) menggelar Webinar dan Workshop. Dengan tajuk Investment for A Greener World, diharapkan agar semua peserta dapat menanamkan modal untuk meningkatkan kehijauan serta mendukung kelestarian bumi ke arah yang lebih baik, terutama dalam hal penghijauan.

What is Urban Farming?” tanya Johan Sukweenadhi, Ph.D., selaku Dosen dari Fakultas Teknobiologi Ubaya di awal materinya. Menurutnya, urban farming merupakan suatu praktek membudidayakan, memproses, dan mendistribusikan hasil panen di dalam atau sekitar desa maupun kota. “Mengapa memerlukan urban farming seperti ini?” tanyanya kembali. Hal itu dikarenakan laju peningkatan populasi penduduk saat ini terus meningkat dan berdampak terhadap kebutuhan pangan yang meningkat juga. Ketergantungan kebutuhan pangan dari desa akan menghasilkan produk pangan atau ternak dari dalam kota itu sendiri. Tak lupa, Johan turut memaparkan berbagai materi lain sebagai penunjang sebelum memasuki workshop hidroponik nanti, diantaranya: Urban Farming Motivation, Policy Issues Driving Urban Agriculture, Types of Urban Agriculture, Types of Products Grown in Urban Farming, Benefits of Urban Agriculture, dan topik Hydroponics sekalipun.

Sesi tanya jawab menjadi sesi penutup pada webinar kali ini. Salah satu peserta webinar, Stefanus, turut menanyakan terkait Ph yang sesuai untuk hidroponik. Menanggapi hal itu, Johan menyampaikan jika Ph yang sesuai dan general berkisar enam sampai tujuh. “Tapi kembali lagi lihat implementasi di lapangan, mulai dari kondisi media yang digunakan hingga tanaman yang mau ditanam akan mempengaruhi kadar Ph yang dibutuhkan,” jawab Johan saat itu. (jr)