Dua Mahasiswa Ubaya Presentasikan Riset di International Conference Romania laurentiusivan November 14, 2025

Dua Mahasiswa Ubaya Presentasikan Riset di International Conference Romania

Dua mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (Ubaya), Fidelis Adityawan dan Shannon Pusura mempresentasikan riset mereka secara online di The 4th International Conference on Creativity and Innovation in Digital Economy (CIDE) 2025. Konferensi ini diselenggarakan oleh Faculty of Economic Sciences at the Petroleum-Gas University of Ploiești, Romania pada 16-17 Oktober 2025. 

 

Fidelis mengangkat topik mengenai ESG (Environmental, Social, dan Governance) dengan melakukan analisis komparatif antara dua negara maju namun dengan regulasi yang berlawanan. Menurutnya, ESG ini bukan sekadar masalah sustainability secara umum, namun berpotensi menjadi valuasi penting di masa depan, terutama menyangkut relevansi akuntansi yang bergeser dari earning atau profitability ke intangible asset

 

“ESG menunjukkan bagaimana perusahaan membangun trust, memastikan kualitas governance, serta hubungan jangka panjang dengan stakeholder. Menariknya, beberapa penelitian terbaru masih mempertanyakan audit dari ESG dimana ini menandakan bahwa ESG itu belum sepenuhnya mature. Oleh karena itu, saya menganalisis dua negara dengan konteks maturity yang berbeda,” jelasnya. 

 

Sementara itu, Shannon mempresentasikan penelitian yang berjudul “Guardians or Triggers? The effect of Foreign Ownership and Institutional Distance on Stock Crash Risk in Indonesian Listed Firms”. Penelitian ini menganalisis pengaruh kepemilikan saham langsung oleh investor asing (foreign ownership) dan perbedaan sistem hukum, regulasi, serta norma sosial antar negara (institutional distance) terhadap risiko penurunan drastis harga saham (stock crash risk) di perusahaan terbuka IDX. 

 

“Saya memilih topik ini karena Indonesia sedang gencar mendorong investasi asing melalui kebijakan seperti UU Cipta Kerja, sementara volatilitas pasar saham tetap tinggi. Penelitian ini tidak hanya menjawab kebutuhan praktis untuk memahami hubungan antara kepemilikan asing dan stabilitas pasar, tetapi juga mengisi celah literatur yang sebelumnya lebih fokus pada negara maju,” ujar Shannon.

 

Ia menambahkan, meningkatnya ketegangan geopolitik global, seperti perang dagang AS-Tiongkok, memicu pertanyaan tentang bagaimana asal negara investor memengaruhi risiko pasar, isu yang belum banyak dieksplorasi di konteks negara berkembang. Dengan memasukkan dimensi institutional distance, penelitiannya ini berupaya memberikan perspektif baru yang relevan bagi regulator dan pelaku pasar.

 

Feedback yang diberikan oleh para akademisi di konferensi pun sangat positif. Hasil dari penelitian paper yang dilakukan Fidelis dan Shannon ini dikonversi menjadi skripsi dan memberikan mereka kesempatan untuk publikasi paper di international journal yang terkait dengan CIDE 2025. (el)